Pantai Sindangkerta



Berjarak 76 kilometer dari kota Tasikmalaya, Desa Sindangkerta adalah salah satu desa yang termasuk ke dalam gugusan desa yang bersentuhan langsung dengan garis pantai selatan kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Terletak di kecamatan Cipatujah, desa yang luasnya 2351 Ha ini memiliki beberapa pantai yang sangat menarik untuk dicicipi keindahannya. Bila menelusuri bibir pantai yang kurang lebih mencapai panjang 4 kilometer itu, kita akan disuguhi dengan pantai yang dibagi menjadi dua jenis yang berbeda karakteristiknya, yakni pantai berpasir dan pantai karang.
Secara garis besar, terdapat 3 pantai yang masuk ke dalam daerah Desa Sindangkerta, yang beberapa dari itu dapat dikatakan masih berupa pantai yang perawan. Pantai pantai tersebut memiliki gelombang ombak yang besar, khas pantai di pesisir selatan Jawa. Tak hanya itu, pantai-pantai di Sindangkerta juga kaya akan biota laut yang masih jauh dari tangan-tangan perusakan.



Pantai Taman Lengsar
Pantai Taman Lengsar adalah pantai yang menjadi objek wisata utama Desa Sindangkerta. Pantai ini dinamakan Taman Lengsar karena struktur pantai yang landai sehingga penduduk menyebutnya ‘lengsar’ yang berarti landai dalam bahasa Sunda. Pada pagi hari kita akan mendapati Pantai Taman Lengsar ini dalam keadaan pasang. Namun, pada siang hari air laut mulai surut dan kita akan terkesima dengan indahnya karang pantai ini; Pantai Taman Lengsar adalah pantai berjenis karang. Karang membentang dari bibir pantai hingga beberapa puluh meter ke arah tengah laut dan dapat kita  pijak ketika air laut sedang surut. Karang ini ada yang membentuk ‘palawa’ atau retakan. Salah satu ciri khas Pantai Taman Lengsar adalah karang nyungcung  yang terjadi akibat Tsunami pada tahun 1930. Karang nyungcung ini juga dikenal penduduk sebagai tempat duduk Ratu Pantai Selatan. Beberapa penduduk mengingatkan untuk tidak memotret karang nyungcung tersebut karena ada beberapa kejanggalan yang terjadi jika memotret karang nyungcung tersebut.
Kita akan melihat ‘aquarium’ jika berjalan menyusuri karang yang tengah surut. Beberapa binatang laut yang terjebak  menjadi pemandangan yang indah untuk disaksikan. Ikan, kepiting kecil, dan beberapa binatang laut lainnya terlihat jelas pada lubang-lubang karang baik yang besar maupun kecil. Namun kita perlu berhati-hati karena karang sangat licin oleh tumbuhan laut dan air. Tak hanya itu, kelabang laut, binatang laut yang cukup berbahaya juga menjadi ranjau yang cukup berbahaya.

Surutnya air laut ini tak hanya dinikmati oleh para wisatawan yang datang. Beberapa penduduk juga memanfaatkan waktu surut ini untuk menangkap beberapa ikan-ikan yang terjebak dalam karang. Ikan hias bisa mereka simpan, sementara ikan lainnya mereka gunakan menjadi lauk untuk makanan sehari-hari. Ikan-ikan ini pun ditangkap tak hanya menggunakan pancing, beberapa orang menggunakan tangan untuk menangkap ikan kecil yang terjebak itu. Selain itu beberapa penduduk memanen rumput laut yang tumbuh di ujung karang yang berdekatan dengan laut lepas. Rumput laut itu nantinya akan mereka jual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Meskipun pantai ini termasuk pantai yang berkarang, namun ada sisi pantai untuk berenang. Sisi pantai tersebut memang tak ada karang yang menganggu sehingga aman untuk berenang dengan bebas. Penduduk Pantai Taman Lengsar juga menyediakan ban yang disewakan bagi wisatawan yang ingin berenang.
Tepat di sebelah Pantai Taman Lengsar, terdapat retakan yang dinamakan Selokan Wangi. Menurut penduduk, orang-orang zaman dulu menamakan Selokan Wangi karena suatu saat nanti, retakan ini akan harum namanya dan diketahui oleh banyak orang.

Pantai Taman Saut
Di sebelah barat pantai Taman Lengsar anda akan bertemu dengan sebuah pantai yang berbalut pasir-pasir lembut bernama Pantai Taman Saut. Tidak seperti pantai Taman Lengsar, pantai ini masih belum terjamah oleh keramaian. Pantai Taman Saut juga tidak memiliki karang-karang yang cukup banyak seperti Taman Lengsar. Pantai ini memiliki topografi yang sama dengan pantai Parangtritis di Jogjakarta, bibir pantai yang terbentang lebih dari 10 meter menuju laut lepas menjadi daya tarik tersendiri.

Dengan keperawanannya, pantai Taman Saut juga menjadi salah satu tempat pilihan penyu untuk bertelur. Saking sepinya, bila kita berada di pantai yang panjangnya hampir mencapai 2 kilometer ini, kita bahkan bisa mendengar butiran pasir yang terbang tertiup angin. Menikmati matahari terbenam di pantai Taman Saut adalah sebuah pilihan pas bila sedang menelusuri pantai ini.

Pantai Pamoekan
Pantai Pamoekan terletak di sebelah timur Pantai Taman Lengsar. Memiliki komposisi karakteristik pantai pasir dan karang, pantai Pamoekan menjadi daftar pantai dengan potensi wisata yang bagus untuk dikunjungi. Pantai Pamoekan merupakan salah satu yang menjadi lokasi pemukiman nelayan di daerah Sindangkerta.

Pantai Pamoekan ini termasuk ke dalam daerah bertelurnya penyu setiap tahunnya. Daerah pantai Pamoekan juga menjadi tempat konservasi penyu yang dilindungi pemerintah. Keunikan pantai Pamoekan terletak pada struktur pesisirnya yang terdiri dari karang dan bibir pasir landai yang dipenuhi oleh beragam biota laut seperti rumput laut, kangkung laut, terumbu karang, dan hewan-hewan laut kecil yang bisa kita saksikan dengan mata telanjang. Bila anda beruntung, anda juga akan bisa melihat penyu berenang mencari makan di sela-sela karang.
Selain itu, di pantai Pamoekan juga terdapat sebuah keunikan lain dimana terdapat sebuah onggokan batu pipih sepanjang belasan meter yang menjadi rumah bagi puluhan kepiting sebesar kaki anak kecil.
Sumber : (kknmsindangkerta2012.wordpress.com)

Comments