Curug Seribu

Curug Seribu, Bogor

Curug SeribuJalan menuju curug ini tidak semulus yang saya bayangkan (07 Desember 2014), jalanannya masih berbatu cukup sulit bagi saya yang membawa motor metik untuk sampai di parkiran terdekat.

Setelah memarkirkan motor kita harus berjalan kaki kurang lebih satu jam, sebelum pos tiket (tiket/orang Rp 6000) jalanan yang di lalui tidak begitu sulit tetapi setelah itu kita akan di suguhi jalanan menurun yang lumayan terjal dan banyak sekali peringatan bahaya (Awas Licin).

Dan akhirnya kami sampai di suatu air terjun entah apa namanya saya tidak tahu karena tidak ada satupun papan nama yang ada hanya gubuk pedagang yang kosong, kami sempat berfikir bahwa air terjun ini adalah curug seribu dan ternyata bukan, kata pengunjung yg lain curug seribu terletak di paling bawah, dan kami memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan.



Setelah puas kamipun melanjutkan perjalanan, ternyata kami masih harus ekstra hati-hati karena selain licin turunannya pun cukup curam. Dan akhirnya tibalah kita di satu tempat dimana kita bisa melihat ke bawah jurang, kami hanya melihat air terjun yang terlihat hampir tidak ada airnya tetapi terdengar suara gemuruh air jatuh yang sangat besar, saya berfikir jika airnya kecil tidak mungkin suaranya sampai terdengar begitu besar.

Curug seribu

 Kamipun terus berjalan gemuruh air semakin besar dan WOOOW....! kami semua terkejut bukan kepalang melihat pemandangan yang begitu indah sekaligus menyeramkan karena debit air yg jatuh ke dasar begitu besar, sejenak kita terkesima melihat air terjun ini, cukup lama kami memberanikan diri untuk mendekat karena angin disekitar air terjun cukup kencang dan hanya dibatasi dengan pagar bambu, selain itu juga jalanan yang masih tanah cukup menyulitkan karena licin.



Cukup lama kami menikmati air terjun ini dari atas, saya bosan dan sayapun memutuskan untuk turun ke bawah sungai tanpa sepengetahuan teman-teman untuk mendapatkan angle foto berbeda. Dan ternyata jalan menuju dasar sungai cukup sulit pengelola membuat jalan terlihat asal-asalan, saya sempat terpeleset karena tidak hati-hati ketika memotret, untungnya ada pengunjung yang berbaik hati menolong.




Dengan baju yang sebagian penuh lumut dan lumpur sayapun berjalan lebih kebawah lagi, ternyata jalan yang harus saya lewati terbuat dari kayu yang diapit batu-batu besar dan tentunya sangat licin, tepat dibawahnya terdapat gubuk pedagang, saya rasa jalan itu dibuat oleh pedang untuk pembeli karena setelah saya sampai di bawah pedagang itu langsung berdiri seolah-olah menyambut tamu. Saya langsung memalingkan muka dan terus berjalan keluar gubuk itu dengan perasaan bersalah dan sedikit malu. Dan setelah menemukan tempat yang cocok sayapun mulai bermain dengan kamera pinjaman !!!


Curug seribu

Curug seribu







Comments